Pernah nggak kamu merasa kalau bepergian ke desa adat itu sebenarnya bukan soal checklist destinasi apa saja yang mau dikunjungi. Bukan juga soal foto terbaik atau sudut paling estetik.
Ada sesuatu yang sulit dijelaskan, tapi akan terasa begitu sampai di lokasi.
Biasanya dimulai dari hal kecil. Contohnya, jalanan yang makin sempit. Sinyal ponsel pun pelan-pelan menghilang. Lalu, suasana yang mendadak lebih tenang dari biasanya. Di titik itu, desa adat mulai bekerja dengan caranya sendiri.
Indonesia punya banyak desa adat. Bukan sekadar “masih ada”, tapi benar-benar hidup. Warganya tidak sedang berpura-pura tradisional untuk wisatawan. Mereka memang hidup seperti itu, setiap hari.
Berikut 10 destinasi desa adat yang, kalau dikunjungi dengan penuh kekhidmatan, bisa memberi pengalaman yang tidak biasa!
1. Wae Rebo, Flores
Menuju Wae Rebo perlu usaha. Tidak ada jalan instan. Jalan kaki cukup lama, napas naik turun, dan kadang muncul pikiran, “Masih jauh, ya?”
Namun begitu sampai, pertanyaan itu hilang sendiri.
Rumah adat berbentuk kerucut berdiri melingkar, kabut sering datang tanpa permisi. Wae Rebo terasa seperti tempat yang tidak suka diburu-buru.
2. Kampung Naga, Jawa Barat
Letaknya dekat jalan besar, tapi suasananya jauh dari keriuhan kota. Begitu menuruni anak tangga menuju Kampung Naga, ritme pun berubah.
Rumah-rumahnya mirip satu sama lain. Tidak ada listrik di area utama. Tidak ada bangunan mencolok. Anehya, justru itu yang membuat kampung ini terasa “utuh”.
3. Desa Sade, Lombok
Desa Sade sering dikunjungi wisatawan, tapi kehidupan di dalamnya tetap berjalan biasa. Perempuan menenun, anak-anak berlarian, dan rumah adat tetap dipakai, bukan dipamerkan.
Datang ke sini rasanya seperti numpang lewat di kehidupan orang lain. Kita melihat, lalu pergi lagi. Dan itu tidak apa-apa.
4. Baduy, Banten
Ke Baduy bukan tentang nyaman. Aturannya banyak. Tidak boleh foto. Tidak boleh sembarangan. Bahkan cara bicara pun perlu dijaga.
Tapi justru karena itu, kunjungannya terasa jujur. Tidak ada distraksi. Bahkan tidak ada layar menyala. Banyak orang pulang dengan kepala lebih ringan, meski tidak tahu persis kenapa.
5. Penglipuran, Bali
Penglipuran memang rapi. Sangat rapi. Tapi bukan rapi buatan.
Ada keteraturan yang terasa alami. Warga masih menjalankan upacara adat, serta masih hidup dengan aturan yang disepakati bersama. Desa ini seperti contoh bahwa tradisi tidak selalu harus kalah oleh dominasi pariwisata.
6. Kampung Bena, Flores
Kampung Bena berada di kaki gunung, dan itu terasa. Udara, suasana, bahkan cara orang berbicara, semuanya lebih pelan.
Batu-batu megalitik dan rumah adatnya bukan sekadar peninggalan. Mereka masih menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari warga.
7. Tenganan Pegringsingan, Bali
Tenganan bukan desa Bali yang “umum”. Aturannya ketat. Tradisinya pun dijaga keras.
Berkunjung ke sini memberi kesadaran bahwa Bali tidak satu wajah. Ada lapisan budaya yang jarang dibicarakan, tapi tetap bertahan sampai sekarang.
8. Kampung Dayak Pampang, Kalimantan Timur
Banyak orang datang untuk melihat tarian adat. Namun yang tertinggal di kepala justru cerita-cerita warganya.
Tentang identitas. Soal kisah bertahan hidup. Tidak ketinggalan, bagaimana budaya dijaga, bukan hanya ditampilkan.
9. Ratenggaro, Sumba
Rumah adat dengan atap tinggi. Makam batu di tengah desa. Laut di kejauhan. Semua itu dapat kita temukan di sini.
Ratenggaro terasa kuat. Tidak banyak basa-basi. Setiap sudut seperti punya makna sendiri, meski tidak dijelaskan dengan kata-kata.
10. Kete Kesu, Toraja
Di Kete Kesu, kematian bukan hal yang ditutup-tutupi. Justru dibicarakan dengan tenang.
Tongkonan berdiri megah, dan situs pemakaman batu mengingatkan bahwa hidup dan mati tidak selalu dipisahkan sejauh itu.
Desa Adat dan Cara Lain Melihat Indonesia
Mengunjungi desa adat bukan tentang kembali ke masa lalu. Lebih tepatnya, belajar melihat pilihan hidup yang berbeda.
Di saat segalanya serba cepat, desa adat seperti berkata pelan, “Nak, tidak semua hal harus dikejar. Ada yang cukup dijaga.”
Kalau kamu tertarik menjelajahi sisi Indonesia yang lebih tenang, lebih jujur, dan tidak terlalu dipoles, kamu bisa menemukan banyak inspirasi perjalanan lainnya di efcanyon.net.


Leave a Reply